Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Makna dan Sejarah

Bhinneka Tunggal Ika – Apa Pengertian, sejarah, fungsi dan maknanya, Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan sebuah bangsa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Satu persatu kata, Bhinneka yang berarti beraneka ragam, mengambil kata neka dalam bahasa Sansekerta yaitu macam. Kata tunggal yang memiliki arti satu dan ika yang berarti itu.

Jadi secara harfiah beraneka ragam satu itu yang bermakna walaupun beraneka ragam tetapi bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

Hal Ini menggambarkan bangsa Indonesia harus tetap mampu menjaga persatuan dan kesatuan dalam persaudaraan bangsa dan negara yang utuh.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Fungsi dalam berbangsa maupun bermasyarakat itu sendiri, yaitu :

  1. Menciptakan dan menjaga kesatuan Republik Indonesia.
  2. Membangun kehidupan nasional yang toleran.
  3. Sebagai rambu-rambu peraturan dan kebijakan negara.
  4. Mmembantu mewujudkan cita-cita leluhur bangsa.
  5. Membentengi perdamaian Indonesia.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan ini memiliki makna dan juga berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa. Sesuai dengan artinya yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu juga, hal tersebut sangat menggambarkan keadaan Indonesia.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah karya sastra religius atau kakawin Jawa kuno yang disebut Kakawin Sutasomo, yang penulisnya adalah Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Rajasanagara atau yang terkenal dengan nama Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14.

Baca Juga  Contoh Susunan Panitia Pernikahan dan Tugasnya Lengkap

Awalnya, frasa muncul dalam literatur sebagai bentuk toleransi terhadap Mpu Tantular, seorang penganut Buddha Tantrayana yang hidup di kerajaan Hindu-Syiwa di Majapahit.

Kerajaan Majapahit pada masa itu terkenal dengan keragaman kepercayaan dan orientasi candi. Masyarakat Majapahit tidak hanya menganut agama Hindu dan Budha, tetapi juga memuja roh leluhur. Irawan Joko Nugroho, dalam bukunya Meluruskan Sejarah Majapahit, menyatakan bahwa Mpu Tantular adalah seorang yang berpikiran terbuka terhadap agama lain, terutama Hindu dan Siwa. Beliau adalah orang yang memiliki pandangan luas tentang nilai-nilai agama.

Sejarah Tentang Majapahit dan Bhinneka Tunggal Ika

Hal ini terbukti dengan karyanya yang terkenal yaitu Kakawin Sutasomo dan karya lainnya yaitu Kakawin Arjunavijaya. Semboyan ini sebagai hasil pemikiran brilian Mpu Tantular, yang pada saat itu berhasil menyatukan kerajaan Majapahit di Nusantara.

Pada lambang Pancasila, yang rancanganya oleh Sultan Hamid II (1913-1978), pertama kali penggunaanya secara resmi pada pertemuan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 11 Februari 1950.

Orang yang pertama kali mengusulkan kepada Presiden Soekarno untuk menggunakan kata tersebut sebagai motto Republik Indonesia adalah Mohammad Yamin. Menurutnya, kutipan dari karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok untuk diimplementasikan dalam kehidupan saat itu, tidak hanya tentang perbedaan keyakinan, tetapi juga tentang perbedaan ideologi, etnis, ras, golongan, dan bangsa.

Sebelumnya, ketika Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berunding pada bulan Mei dan Juni 1945, Mohammad Yamin beberapa kali menyebutkan putusan Bhinnek Tunggal Ika.

Mohammad Yamin terkenal sebagai seorang ahli bahasa dan budaya yang memiliki ketertarikan pada hal-hal yang berkaitan dengan Majapahit.

Bahkan Gusti Bagus Suwira, yang berasal dari Buleleng, mengaitkan kalimat Bhinnek Tunggal Ika yang terucap oleh Mohammad Yamin dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa, yang berarti tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Baca Juga  Doa Istikharah Untuk Memilih Jodoh, Mudah dihapal Dalam 1 Hari

Bhinika Tunggal Ika Sebagai Semboya

Pada akhirnya, Tan Hana Dharma Mangrwa menjadi motto Lembaga Ketahanan Nasional dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi motto bangsa Indonesia.

Namun, sebelum pengusulan sebagai semboyan nasional, penelitian oleh Profesor Kerf pada tahun 1888 dan tersimpan di sebuah perpustakaan di Leiden, Belanda.

Tidak semua orang tahu, ketika bangsa ini membutuhkan sesuatu sebagai identitas nasional, ternyata sebuah semboyan nasional sudah ada sejak berabad-abad yang lalu sebagai hasil dari pemikiran intelektual yang hebat. Dan telah melalui perjalanan panjang hingga mengakuinya sebagai semboyan bangsa Indonesia.

Dalam maknanya, Bhinneka Tunggal Ika berarti bahwa bangsa Indonesia mencintai, menghargai dan mengakui keberagaman. Keberagaman ini bukanlah pemicu kehancuran, ketegangan atau perpecahan, tetapi merupakan sarana untuk menyatukan bangsa.

Penutup

Demikianlah artikel tentang Bhinneka Tunggal Ika. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman baik bagi para pembaca lotteria.id.

Kita harus menjaga keutuhan bangsa dari ancaman-ancaman baik dari luar maupun dari dalam Indonesia sendiri, dengan Bersatu Kedaulatan bangsa akan tetap terjaga.

Kamu juga bisa membaca Penjelasan tentang Lambang Burung Garuda Pancasila yang juga penting untuk diketahui.

Materi Pendidikan Yang Kamu Butuhkan Lainya!

Baca Juga:

2 pemikiran pada “Bhinneka Tunggal Ika : Pengertian, Fungsi, Makna dan Sejarah”

Komentar ditutup.